FOTO

Selasa, 13 September 2016

Fauzi Baim di acara Kick Andy

   



Kita muda kita peduli, itulah yang menjadi tema utama dalam acara Kick Andy di Upn Yogyakarta kemarin tanggal 9 Sepetember 2016. Dalam acara tersebut kebetulan saya di undang sebagai salah satu narasumber. Alhamdulilah, saya sangat bersyukur dan senang bisa berada diatas panggung bersama nara sumber lainnya Chiki fawzi dan Shaggy Dog.









   
  Sehari sebelum acara dimulai, seperti acara lainnya harus latihan terlebih dahulu atau pengarahan seputar tempat duduk dan prosesi acara. Ini tidak hanya berlaku bagi saya, tapi juga berlaku bagi narasumber lainnya. Mereka sungguh tampak semangat dalam melantunkan lagu-lagunya, kebetulan mereka berdua adalah penyanyi.


Dag dig dug sudahlah pasti, pas prosesi latihan motor yang biasa aku gunakan untuk jualan, lengkap dengan gerobak jamunya harus naik diatas panggung. Dengan sedikit tanjakan kutancapkan gas dan berulang kali turun naik panggung. Ini hanya untuk memperlancar supaya besoknya bisa langsung naik tanpa ada kendala. Cemas sudahlah pasti, karena saat latihan yang kedua, speda motorku hampir jatuh. Ohhh tuhan  betapa malunya besok kalau sampai pas diliahatin banyak orang, jatuh diatas panggung. Masih tetap latihan berulang-ulang hingga benar-benar yakin esok pasti bisa naik diatas panggung.




   

Setelah latihan naik diatas panggung dengan motor, disambung dengan cek suara. Ternyata ribet juga. Maklumlah ini baru pengalaman pertama tampil diacara yang super. Dan latihan ini, ternyata tidaklah sebentar karena butuh waktu sekitar dua jam, dimana masing-masing pemateri harus bisa mendengar suara yang lainnya.



Jum'at 9 September 2016 acara Kick andy telah ramai pengunjung. Kulihat dari belakang kelambu hitam yang menjadi penutup antara audien dan para pemateri telah banyak bangku yang sudah terisi. Cemas dan senang bercampur jadi satu. Betapa tidak, bisa berdiri dipangung yang cukup megah ini, tapi cemasnya bagaimana nanti ketika naik, sementara motorku menanggung beban sekitar 50 kg jamu.

Ahh sudahlah santai saja, anggap ini dunia glamor yang dimana kita menjual kesenangan dan menyenangkan publik. Santai dan kutenangkan segala kegugupanku. Greng-greng greng suara sepeda motorku dari balik kelambu, dan kameramen menyoroti dari belakang gerobak jamuku. 



Melesat menuju atas panggung seperti laiknya anak panah yang di lepaskan oleh empunya. Alhamdulilah jamu dan diriku mendarat  diatas pangung dengan aman. Mataku terbelalak melihat audiens yang entah berapa jumlahnya. Kutenangkan jantung yang berdebar-debar, kucoba menguasai diriku diatas pangung agar tidak kelihatan grogi dan culun. Santai rileks dan kujawab semua pertanyaan bang andy dengan sedikit bercanda. Alhamdulilah, bang andy memberikan apresiasi dengan memberikan uang sebesar 25 juta yang di sponsori oleh salah satu perusahaan cat. Alhamdulilah, acara selesai dan diriku sudah bisa santai. 
#SALAMINSPIRASI

   

     

Daftar sekarang untuk mewujudkan kepedulian anda

Minggu, 20 Maret 2016

LITERASI BERSAMA HARIAN SURYA

Reportase : Aulia Nur Sahlina
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Airlangga Surabaya
APA yang ada di pikiran ketika mendengar kata literasi? Banyak yang beranggapan literasi itu hal yang membosankan dan tak perlu diperhatikan terlalu dalam.
Modernisasi yang menawarkan segalanya serba mudah dan instan, menyisipkan dampak yang membawa masyarakat menuju pemikiran serba instan sekaligus menggiring pada keengganan untuk membaca. Padahal, kita tidak bisa menulis tanpa membaca, dan tidak bisa membaca tanpa adanya tulisan.
Idealnya, dengan teknologi bisa dimanfaatkan maksimal untuk semakin menggiatkan aktivitas literasi, mengingatkan betapa banyaknya manfaatnya berliterasi.

Inilah salah satu alasan yang melatari Harian Surya mengadakan sharing bersama jurnalisme warga (Citizen Reporter), Sabtu, 19 Maret 2016 di Kantor Harian Surya  Surabaya, bersama mahasiswa dan anggota Taman Ilmu Masyarakat (TIM) Sidoarjo.
Sharing kali ini yang dipandu Adi Sasono, manajer liputan Harian Surya dan Tri Hatma, editor rubrik Citizen Reporter Harian Surya, menitikberatkan pada apa yang harus dilakukan agar menjadi penulis yang baik dan menulis yang baik agar mudah dipahami pembaca.
Antusiasme ditunjukkan peserta dengan mengajukan pertanyaan seputar EYD, netralitas jurnalis, editorial, membuat tulisan yang baik dan menarik, jika ide buntu, dan masih banyak lagi. Salah satu peserta, Firosa Faizati, menyarankan agar acara seperti ini lebih sering diadakan dengan agenda yang lebih intensif lagi. Misalnya, peserta diajak membuat tulisan dengan tema-tema tertentu.
Testimoni manfaat literasi disampaikan Evie Suryani, penulis, pegiat dan pengajar literasi ini juga berbagi tip menulis dan menarik manfaat dari menulis. Pun Fauzi Baim, penulis otodidak yang ulet dan setia berliterasi.
Pengakuan lain dipaparkan Rahadian Bagus Priyambodo, reporter Harian Surya yang bisa terbang ke Frankurt Book Fair 2015 gara-gara berliterasi.
“Karena berliterasi itu tak mengenal kasta, siapa saja bisa menulis apa saja,” yakin Evie Suryani, yang ikut serius menyemangati peserta untuk tidak pernah menyerah menulis.
Usai rehat salat dan makan, panitia memberi kesempatan peserta untuk mengambil tiga buku per orang. Tak tanggung-tanggung, doorprize berupa tiket nonton gratis di bioskop Tunjungan 21 Surabaya dan menginap di Hotel Sahid, Surabaya.
Wow, sungguh sabtu seru belajar literasi bersama Harian Surya...
Sumber harian surya.

Senin, 02 November 2015

GADIS CANTIK PENGEMBANG BUDAYA BACA

Namanya Ismi fadhilah, gadis muda yang baru berumur 19 tahun belum genap. Namun aksinya patut untuk diacungi jempol, mengingat dia mampu menjalankan aksinya menebar budaya baca di Desa sekitarnya walau hanya dengan fasilitas yang seadanya.



Dengan menggunakan sepeda angin dan gerobak kecil yang ada diboncengannya dia berkeliling menjajakan aneka buku bacaan gratis yang siap dibaca anak-anak yang lagi asik bermain disalah satu teras tetangganya.

snapshot_130 snapshot_131

Ismi merupakan sosok yang sangat patut diacungi jempol, karena tidak hanya berkeliling menjajakan aneka bacaan, dia juga memberikan bimbel dan mengajar mengaji dirumahnya. Untuk bimbel dan mengaji semua bersifat gratis, namun ada juga yang memberikan dana sukarela untuk apa yang telah dia lakukan.

DSC00755[1] snapshot_134

Adapun anak-anak yang mengaji atau ikut bimbel jumlahnya sekitar 15 anak, dan pelaksanaan bimbel ini selepas magrib hingga selesei. Ismi fadhilah gadis yang tinggal di dusun buaran desa keboguyang kec jabon kab sidoarjo dia sangat menaruh harapan besar agar anak-anak diwilayahnya bisa kian cerdas melalui program yang dia lakukan yaitu melalui bacaan yang ada di perpustakaan yang dikelolanya dan juga bimbel yang ia berikan.


Untuk saat ini koleksi buku yang dimilikinya baru sekitar 150 eksemplar dan ini baginya sudah banyak karena untuk menambah koleksi buku bacaan sangat sulit bagi ismi yang sama sekali tidak bisa menggunakan akses internet, apalagi meminta-minta kepada simpatisan diluar daerah. Semua itu disebabkan tidak adanya fasilitas internet dan juga fasilitas pelengkap lainnya. Dan dia sangat menaruh harapan besar jika ada orang yang peduli terhadap aksinya, tentunya dengan menyedekahkan  buku-buku bacaan untuk perpustakaannya.


Namun dia mengucapkan syukur setidaknya didaerah dia tinggal, anak-anak masih belum terlalu terkontaminasi dengan gatget, setidaknya ini bisa mempermudah dia dalam mengembangkan budaya baca tukasnya.
Untuk melihat salah satu aksi nyatanya anda bisa KLIK DISINI.

Jangan lupa LIKE dan SHARE jika anda terinspirasi biar semakin banyak yang peduli pada orang-orang seperti mereka.
Jangan lupa mampir disini ya http://www.perpustim.blogspot.com/

Rabu, 21 Oktober 2015

PUBLIKASI PERTAMA ANAK-ANAK PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN KAMI.

Ini adalah sebagian gambaran dari anak-anak yang berkunjung diperpustakaan Taman Ilmu Masyarakat dusun Buaran desa Keboguyang kecamatan Jabon Sidoarjo























Copyright © 2015 PERPUSTAKAAN DESA BUARAN KEC JABON SIDOARJO